Lucedale

View Original

Five Days in Luang Prabang: A First-Timer Guide (Bahasa)

See this content in the original post

A LITTLE BACKGROUND


Pemandangan dari atas pesawat, menunjukkan landscape perbukitan sejauh mata memandang!

See this content in the original post

Nah, mobil ini yang namanya taksi "tuktuk" :D

See this content in the original post

HOW TO GET THERE?


See this content in the original post
See this content in the original post

WHERE TO STAY? 


Kamar kami di Satri House hotel, Luang Prabang. Kental dengan suasana etnik Laos, tetapi dengan eksekusi yang lebih modern.

See this content in the original post
See this content in the original post
  • LOKASI

    Sebaiknya kalau pengen praktis dan irit, cari hotel yang di pusat kota, jadi bisa bepergian sendiri dengan jalan kaki, naik sepeda atau naik motor. Pilihan lain untuk mengatasi hotel yang jauh cuma nyewa mobil atau nyewa taksi tuk-tuk soalnya, dan kurang efisien karena selain lebih boros juga nggak bisa lihat pemandangan atau suasana kota dengan lebih puas. Catatan: untuk yang punya anak kecil mungkin lebih baik memang sewa mobil sekalian ya, karena jalan pake stroller agak kurang nyaman, trotoar-nya nggak sebagus itu.

  • BUDGET

    Ya tentu saja semua harus kembali pada budget ya… Kalau mau nyaman dan praktis, sekalian hotel bagus aja, nggak perlu banyak mikir. Tapi kemarin saya perhatikan ada rombongan semacam girls-trip pada nginep di homestay, dan kelihatan seru juga. Jadi sangat tergantung sama prioritas masing-masing. Kemarin saya sama Pak Gege udah tau kalo bakalan pengen santai bolak-balik kamar di sela jalan, tidur on-time, sarapan full set… jadi presentasi budget kami lebihkan untuk hotel.

  • FASILITAS

    Yang lumayan mengherankan bagi saya, di kota Luang Prabang ini nggak ada yang namanya minimarket atau convenient store (sepanjang jalanan yang kami telusuri ya). Adanya warung kecil-kecil aja. Jadi agak susah tuh misal tiba-tiba butuh pembalut, atau pengen beli cemilan ciki-cikian, hahaha. Makanya fasilitas di hotel full service jadi prioritas, karena bisa beli kebutuhan basic kapan aja, mau minta obat (seandainya tiba-tiba kenapa) juga rasanya aman karena pasti ada. Fasilitas ini termasuk kesediaan room service (kalo tetiba laper tengah malem kan, ngga bisa gojek 😁😁😁 ) sama sepeda gratis, misal.

  • DESAIN

    Desain menjadi penting ketika kita pengen bisa sekalian foto-foto di hotel! Yah namanya juga mau jalan-jalan liburan, pasti pengen ada foto buat kenang-kenangan selama disana dong? Hahahaha. Atau kayak Pak Gege yang memang bisnisnya di dunia perhotelan serta desain dan furnitur, tiap kali bepergian yang diutamakan desain hotelnya. Supaya nggak cuma fungsional aja tapi bisa ada estetika hotel yang menambah value kita saat tinggal disana. Hotel yang asri seperti Satri House ini beneran bikin sejuk mata lho ketika bangun atau santai-santai di kursi balkon. Jadi pertimbangkan desain juga ya, supaya makin betah.

See this content in the original post

HOW'S THE FOOD & WHERE TO EAT?


Menu makan siang kami di hari pertama, di restoran Manda de Laos dekat hotel: ayam goreng yang dibumbui rempah manis dan sambal ala Laos (agak asam manis gitu). Enakk!

See this content in the original post

Suasana makan siang di Manda de Laos.

Masih menu dari Manda de Laos, ayam bakar dengan bumbu rempah.

Menu non-daging yang kami doyan banget, Japanese Tafu with Fried Seaweed.

Ini juga menu dinner yang enak, ikan goreng tepung dengan bumbu pedas.

Jangan sampai nggak cobain pastry disana ya. Semua enak-enak banget, mostly French pastry.

Kopi Lao yang wajib dicoba. Tanpa susu untuk merasakan sensasi legit pahitnya, atau dengan extra krimer dan susu buat anak asam lambung seperti saya 😝😝

Sepanjang Khem Khong road, di pinggir Sungai Mekong, ada banyak restoran “all you can eat” model suki barbecue gini. Biasanya sekitar IDR 150.000-300.000 per orang untuk makan sepuasnya dengan menu komplit dari daging, ikan, sayur dan buah-buahan.

Meja tetangga kami di Riverside Barbecue Restaurant. Pengunjung disana makannya pada banyak banget dah hahaha. Saya sama Pak Ge cuman berdua, sampe kekenyangan makan sepuasnya disitu. Seru buat dicoba.

See this content in the original post

PREVIOUSLY ASKED QUESTIONS (Q&A)


See this content in the original post
  • Cuaca disana seperti apa sih? Baju apa yang cocok untuk dipakai saat liburan kesana?

Cuaca di Luang Prabang kurang lebih kayak di Pulau Jawa aja, yah rata-rata sekitaran 20-30an derajat… Tapi secara keseluruhan relatif lebih sejuk, karena mungkin bangunannya nggak banyak dan polusi juga nggak seperti di Jawa ya. Kalo menurut saya sih pas daylight udaranya mirip sama Lembang, atau kota dataran tinggi seperti Dieng. Nah, pas malem sih yang anginnya lumayan dingin, apalagi bulan Januari kemarin. Arah pertengahan tahun disana baru suhunya jadi lebih anget. Jadi kemaren tiap sepedaan sore ke malem saya bawa jaket atau pashmina, biar kalo anginnya tiba-tiba dingin nggak kaget. Kalau mau persiapan, pakai aja baju yang nyaman seperti halnya jalan-jalan di negara tropis. Dress katun, t-shirt yang menyerap keringat, linen, rok yang bahannya ringan, jeans yang nggak berat. Tambahannya paling bawa aja jaket atau syal/pashmina yah; sama topi: supaya kalo mau sepedaan atau jalan siang-siang muka kita nggak kepanasan.

  • Apakah kotanya toodler (or child) friendly?

    Sejauh pemantauan kami kemarin, kotanya secara keseluruhan family friendly kok. Banyak rombongan turis yang sama anak-anak mulai dari bayi sampe umur sekitaran 4-5 tahun. Hanya aja memang kondisi trotoarnya nggak se-proper Singapura misalnya. Mirip-miriplah sama di Jakarta yang kalo kita jalan kaki sesekali harus melipir karena trotoarnya agak kesundul sama motor yang diparkir berderet disitu… tapi dibanding ruwetnya trotoar Jakarta, jauh lebih bersih dan sepi, jadi bisa aja kalau mau bawa stroller untuk bawa anak kecil atau bayi. Kotanya kecil sih, jadi kalau terbiasa jalan kaki seperti pas liburan di Bali atau Singapura, pasti nggak ada masalah juga untuk jalan kaki di Luang Prabang. Seandainya repot bisa pakai tuktuk atau sewa mobil sendiri ya, bisa cari lewat online atau nanya ke staff di penginapan kok.

  • Must-visit places or activity?

    Tergantung tujuannya mau wisata alam, atau wisata perkotaan? 🤣🤣 Maklum saya sama pak Gege ya mager aja anaknya jadi udah sangat bahagia dengan keliling area kota. Untuk rekomendasi tempat yang bisa dicoba datengin nanti saya bikin satu post sendiri ya, tapi beberapa favorit saya yang berkesan adalah: liat-liat kuil disana (banyak banget, dikit-dikit ada kuil, tapi beberapa yang terkenal: Vat Visounarath dan Vat Xiengthong), bangun subuh buat menyaksikan Alms Giving Ceremony (prosesi dimana para biksu berjalan untuk mengumpulkan makanan yang disiapkan oleh penduduk lokal setiap pagi), ke Night Market tiap malem untuk liat berbagai jajanan dan dagangan kain, ke Morning Market buat sarapan dan nyicipin kopi Lao yang legit manis, mampir ke toko bakery buat beli pastry (semuanya enak! Tapi paling suka Zurich Bread Factory dan Joma Bakery Cafe).

  • Aman kah untuk jalan-jalan sendirian (solo trip)?

    Selama saya dan Pak Gege disana, nggak pernah ada gangguan sih selama kami keliling-keliling. Semuanya sopan, tiap jalan juga nggak ada distraksi dari penduduk lokal (misal disiulin pas jalan kek, atau dicolek, atau apa). Nggak ada pengemis sama sekali, atau pengamen, atau tukang minta-minta lainnya. Asumsi kami, mungkin karena kotanya sederhana dan iklim spiritualnya tinggi, jadi warganya relatif tenang juga perilakunya ya. Kalau saya pribadi disuruh bepergian sendirian rasanya nggak bakal merasa takut kok, terutama karena jalan-jalannya cuma di area pusat kota aja. This being said, I consider the city is safe for solo travelers. Jauh dari bayangan “ngeri”-nya jalan-jalan sendirian ke India, sebagai perbandingan.

  • Perlu sediakan budget berapa setidaknya untuk keperluan sehari-hari (diluar tiket pesawat dan akomodasi)?

    Kebutuhan yang paling penting dalam satu hari di Luang Prabang cuma makan dan ngemil sih sebenarnya, untuk tipe jalan-jalan kami yang nggak adventurous ke pelosok mana-mana ya. Kisaran biaya sekali makan berat (meal) di restoran yang bagus (seperti Manda de Laos) sekitar 60.000 - 100.000 Laotian Kip, atau sekitaran IDR 70.000 - 150.000 tops. Semacam biaya kita makan di mall pada umumnya. Cemilan lebih murah, roti, kopi atau gorengan di cafe atau restoran gitu sekitar IDR 40.000, 50.000 per porsi. Untuk aman dan nyaman, sehari sediakan budget IDR 500.000 aja per orang, udah nyaman banget kok, bisa kenyang seharian disertai nyemil ini itu juga. Kalau mau lebih murah dari itu bisa banget, dengan sharing makanan, atau misal makan di tempat yang lebih murah. Pilih aja tempat makan yang direkomendasikan via Trip Advisor ya, lengkap dan sangat membantu.

  • SUSAH NGGAK CARI TEMPAT IBADAH?

    Nah, ini dia. Kebetulan selama disana dan pas cari-cari online, kok saya nggak nemuin gereja atau masjid, ya. Memang kebanyakan kuil aja yang kami lewatin. Sepertinya sih ada tempat ibadah lain, tapi bisa jadi nggak dalam jangkauan dekat. Karena saya Katolik, jadi yang saya cari Gereja Katolik, dan dari forum yang saya baca di internet kok semacam susah nemu ya di daerah pusat kota. Tapi bisa dipahami sih, Laos adalah negara sosialis dengan mayoritas kepercayaan Buddhism, jadi untuk agama lain mungkin fasilitasnya nggak terlalu mudah ditemukan. Tapi yang penting Luang Prabang-nya sendiri sangat ramah dan aman untuk siapa aja. Kalau teman-teman butuh tahu informasi lebih lanjut soal tempat ibadah, bisa coba cari lebih jauh lagi ya via Google ✌️

See this content in the original post

Suasana Morning Market di pagi hari.

Pak Gege dan momen sore-sore sepedaan menyusuri pinggiran Sungai Mekong.

Salah satu bentuk rumah makan sederhana di pusat kota Luang Prabang. Look at those smiley chairs!!

Suasana sore hari menuju matahari terbenam di Sisavangvong Road, Luang Prabang.

Kalau ini, jalanan menuju Night Market, tempat hunting kain dan souvenir lucu-lucu. Detailnya di next post ya!

See this content in the original post